Analisis unsur-unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli.
Sipnosis
Dengan
maksud yang licik Datuk Maringgih meminjamkan uangnya pada Baginda Sulaiman.
Berkat pinjangan uang dari Datuk Maringgih tersebut, usaha dagang Baginda maju
pesat. Namun sayang, rupanya Datuk Maringgih menjadi iri hati melihat kemajuan
dagang yang dicapai oleh Baginda Sulaiman ini, maka dengan seluruh orang
suruhanya, yaitu pendekar lima, pendekar empat serta pendekar tiga, serta yang lainnya
Datuk Maringgih memerintahkan untuk membakar
toko Baginda Sulaiman. Dan toko Bagindapun habis terbakar. Akibatnya Baginda Sulaiman jauh bangkrut dan sekligus dengan hutang yang menunpuk pada Datuk Maringgih. Di tengah-tengah musibah tersebut, Datuk Maringgih menagih hutangnya kepadanya. Jelas,tentu saja Baginda Sulaiman tidak mempu membayarnya.
toko Baginda Sulaiman. Dan toko Bagindapun habis terbakar. Akibatnya Baginda Sulaiman jauh bangkrut dan sekligus dengan hutang yang menunpuk pada Datuk Maringgih. Di tengah-tengah musibah tersebut, Datuk Maringgih menagih hutangnya kepadanya. Jelas,tentu saja Baginda Sulaiman tidak mempu membayarnya.
Hal
ini memang sengaja oelh datuk Maringgih, sebab dia sudah tahu pasti bahwa
Baginda Sulaiman tidak mampu membayarnya. Dengan alasan hutang tersebut, Datuk
Maringgih langsung menawarkan bagaimana kalau SitiNurbaya, Putri Baginda
Sulaiman dijadikan istri Datuk Maringgih. Kalau tawaran Datuk Maringgih ini
diterima, maka hutangnya lunas. Dengan terpaksa dan berat hati, akhirnya Siti
Nurbaya diserahkan untuk menaji istri Datuk Maringgih.
Waktu
itu Samsulbahri, kekasih Siti Nurbaya sedang menuntut ilmu di Jakarta. Namun
begitu, Samsul Bahri tahu bahwa kekasihnya diperistri oleh orang lain. Hal
tersebut dia ketahui dari surat yang dikirim oleh Siti Nurbaya kepadanya. Dia
sangat terpukul oleh kenyataan itu. Cintanya yang menggebu-gebu padanya kandas
sudah. Dan begitupun dengan Siti Nurbaya sendiri, hatinya pun begitu hancur pula,
kasihnya yang begitu dalam pada Samsulbahri kandas sudah akibat petaka
yangmenimpa keluarganya.
Tidak
lama kemudian, ayah Siti Nurbaya jatuh sakit karena derita yangmenimpanya begitu
beruntun. Dan, kebetulan itu Samsulbahri sedang berlibur, sehingga dia punya
waktu untuk mengunjungi keluarganya di Padang. Di samping kepulangnya kekampung
pada waktu liburan karena kangennya pada keluarga, namun sebenarnya dia juga
sekaligus hendak mengunjungi Siti Nurbaya yang sangat dia rindukan.
Ketika
Samsulbahri dan Siti Nurbaya sedang duduk di bawah pohon, tiba-tiba muncul
Datuk Maringgih di depan mereka. Datuk Maringgih begitu marah melihat mereka
berdua yang sedang duduk bersenda gurau itu, sehingga Datuk maringgih berusaha
menganiaya Siti Nurbaya. Samsulbahri tidak mau membiarkan kekasihnya dianiaya,
maka Datuk Maringgih dia pukul hingga terjerembab jatuh ketanah. Karena saking
kaget dan takut, Siti Nurbaya berteriak-teriak keras hingga terdengar oleh
ayahnya di rumah yang sedang sakit keras. Mendengar teriakan anak yang sangat
dicinatianya itu, dia berusaha bangun, namun karena dia tidak kuat, ayah Siti Nurbaya
kemudian jatuh terjerembab di lantai. Dan rupanya itu juga nyawa Baginda
Sulaiman langsung melayang. Karena kejadian itu, Siti Nurbaya oleh datuk
Maringgih diusir, karena dianggap telah mencoreng nama baik keluarganya dan
adat istiadat. Siti Nurbaya kembali ke kampunyanya danm tinggal bersama
bibinya. Sementara Samsulbahri yang ada di Jakarta hatinya hancur dan penuh
dendam kepada Datuk Maringgih yang telah merebut kekasihnya. Siti Nurbaya
menyusul kekasihnya ke Jakarta, naumun di tengah perjalanan dia hampir
meninggal dunia, ia terjatuh kelaut karena ada seseorang yang mendorongnya.
Tetapi Siti Nurbaya diselamatkan oleh seseorang yang telah memegang bajunya hingga
dia tidak jadi jatuh ke laut.
Rupanya, walaupun dia selamat dari
marabahaya tersebut, tetapi marabahaya sberikutnye menunggunya di daratan.
Setibanya di Jakarta, Siti Nurbaya ditangkap polisi, karena surat telegram
Datuk Maringgih yang memfitnah Siti Nurbaya bahwa dia ke Jakarta telah membawa lari
emasnya atau hartanya. Samsulbahri berusaha keras meolong kekasihnya itu agar pihak
pemerintah mengadili Siti Nirbaya di Jakarta saja, bukan di Padang seperti
permintaan Datuk Maringgih. Namun usahanya
sia-sia, pengadilan tetap akan dilaksanakan di Padang. Namun karena tidak terbukti Siti Nurbaya bersalah akhirnya dia bebas.
sia-sia, pengadilan tetap akan dilaksanakan di Padang. Namun karena tidak terbukti Siti Nurbaya bersalah akhirnya dia bebas.
Beberapa waktu kemudian. Samsulbahri
yang sudah naik pangkat menjadi letnan dikirim oleh pemerintah ke Padang untuk
membrantas para pengacau yang ada di daerah padang. Para pengacau itu rupanya
salah satunya adalah Datuk Maringgih, maka terjadilah pertempuran sengit antara
orang-orang Letnan Mas (gelar Samsulbahri) dengan orang-orang Datuk Maringgih. Letnan
Mas berduel dengan Datuk Maringgih. Datuk Maringgih dihujani peluru oleh Lentan
Mas, namun sebelum itu datuk Maringgih telah sempat melukai lentan Mas dengan
pedangnya. Datuk Maringgih meninggal ditempat itu juga, sedangkan letan mas
dirawat di rumah sakit.
Sewaktu di rumah sakit, sebelum dia
meninggal dunia, dia minta agar dipertemukan dengan ayahnya untuk minta maaf
atas segala kesalahannya. Ayah Samsulbahri juga sangat menyesal telah
mengata-ngatai dia tempo dulu, yaitu ketika kejadian Samsulbahri memukul Datuk Maringgih
dan mengacau keluarga orang yang sangat melanggar adat istiadat dan memalukan itu.
Setelah berhasil betemu dengan ayahnya, Samsulbahripun meninggal dunia. Namun, sebelum
meninggal dia minta kepada orangtuanya agar nanti di kuburkan di Gunung Padang dekat
kekasihnya Siti Nurbaya. Perminataan itu dikabulkan oleh ayahnya, dia
dikuburkan di Gunung Padang dekat dengan kuburan kekasihnya Siti Nurbaya. Dan
di situlah kedua kekasih ini bertemu terakhir dan bersama untuk selama-lamanya.
Dengan maksud yang licik Datuk Maringgih meminjamkan uangnya pada Baginda
Sulaiman. Berkat pinjangan uang dari Datuk Maringgih tersebut, usaha dagang
Baginda maju pesat. Namun sayang, rupanya Datuk Maringgih menjadi iri hati
melihat kemajuan dagang yang dicapai oleh Baginda Sulaiman ini, maka dengan
seluruh orang suruhanya, yaitu pendekar lima, pendekar empat serta pendekar
tiga, serta yanglainnya Datuk Maringgih memerintahkan untuk membakar toko
Baginda Sulaiman. Dan toko Bagindapun habis terbakar. Akibatnya Baginda
Sulaiman jauh bangrut dan sekligus dengan hutang yang menunpuk pada Datuk
Maringgih.
Di tengah-tengah musibah tersebut,
Datuk Maringgih menagih hutangnya kepadanya. Jlas, tentu saja Baginda Sulaiman
tidak mempu membayarnya. Hal ini memang sengaja oelh datuk Maringgih, sebab dia
sudah tahu pasti bahwa Baginda Sulaiman tidak mampu membayarnya. Dengan alasan
hutang tersebut, Datuk Maringgih langsung menawarkan bagaimana kalau Siti Nurbaya,
Putri Baginda Sulaiman dijadikan istri Datuk Maringgih. Kalau tawaran Datuk Maringgih
ini diterima, maka hutangnya lunas. Dengan terpaksa dan berat hati, akhirnya
Siti Nurbaya diserahkan untuk menadi istri Datuk Maringgih waktu itu
Samsulbahri, kekasih Siti Nurbaya sedang menuntut ilmu di Jakarta. Namun
begitu, Samsul Bahri tahu bahwa kekasihnya diperistri oleh orang lain.
Hal tersebut dia ketahui dari surat
yang dikirim oleh Siti Nurbaya kepadanya. Dia sangat terpukul oleh kenyataan
itu. Cintanya yang menggebu-gebu padanya kandas sudah. Dan begitupun dengan
Siti Nurbaya sendiri, hatinya pun begitu hancur pula, kasihnya yang begitu
dalam pada Samsulbahri kandas sudah akibat petaka yangmenimpa keluarganya. Tidak
lama kemudian, ayah Siti Nurbaya jatuh sakit karena derita yangmenimpanya
begitu beruntun. Dan, kebetulan itu Samsulbahri sedang berlibur, sehingga dia
punya waktu untuk mengunjungi keluarganya di Padang. Di samping kepulangnya
kekampung pada waktu liburan karena kangennya pada keluarga, namun sebenarnya
dia juga sekaligus hendak mengunjungi Siti Nurbaya yang sangat dia rindukan.
Ketika Samsulbahri dan Siti Nurbaya sedang duduk di bawah
pohon, tiba-tiba muncul Datuk Maringgih di depan mereka. Datuk Maringgih begitu
marah melihat mereka berdua yang sedang duduk bersenda gurau itu, sehingga
Datuk maringgih berusaha menganiaya Siti Nurbaya. Samsulbahri tidak mau
membiarkan kekasihnya dianiaya, maka Datuk Maringgih dia pukul hingga
terjerembab jatuh ketanah. Karena saking kaget dan takut, Siti Nurbaya
berteriak-teriak keras hingga terdengar oleh ayahnya di rumah yang sedang sakit
keras. Mendengar teriakan anak yang sangat dicinatianya itu, dia berusaha
bangun, namun karena dia tidak kuat, ayah Siti Nurbaya kemudian jatuh terjerembab
di lantai. Dan rupanya itu juga nyawa Baginda Sulaiman
langsung melayang. Karena kejadian itu, Siti Nurbaya oleh datuk Maringgih diusir, karena dianggap telah mencoreng nama baik keluarganya dan adat istiadat. Siti Nurbaya kembali ke kampunyanya danm tinggal bersama bibinya. Sementara Samsulbahri yang ada di Jakarta hatinya hancur dan penuh dendam
kepada Datuk Maringgih yang telah merebut kekasihnya. Siti Nurbaya menyusul kekasihnya ke Jakarta, naumun di tengah perjalanan dia hampir meninggal dunia, ia terjatuh kelaut karena ada seseorang yang mendorongnya. Tetapi Siti Nurbaya diselamatkan oleh seseorang yang telah memegang bajunya hingga dia tidak jadi jatuh ke laut.
langsung melayang. Karena kejadian itu, Siti Nurbaya oleh datuk Maringgih diusir, karena dianggap telah mencoreng nama baik keluarganya dan adat istiadat. Siti Nurbaya kembali ke kampunyanya danm tinggal bersama bibinya. Sementara Samsulbahri yang ada di Jakarta hatinya hancur dan penuh dendam
kepada Datuk Maringgih yang telah merebut kekasihnya. Siti Nurbaya menyusul kekasihnya ke Jakarta, naumun di tengah perjalanan dia hampir meninggal dunia, ia terjatuh kelaut karena ada seseorang yang mendorongnya. Tetapi Siti Nurbaya diselamatkan oleh seseorang yang telah memegang bajunya hingga dia tidak jadi jatuh ke laut.
Rupanya,
walaupun dia selamat dari marabahaya tersebut, tetapi marabahaya berikutnya menunggunya
didaratan. Setibanya di Jakarta, Siti Nurbaya ditangkap polisi, karena surat telegram
Datuk Maringgih yang memfitnah Siti Nurbaya bahwa dia ke Jakarta telah membawa lari
emasnya atau hartanya.
Samsulbahri
berusaha keras menolong kekasihnya itu agar pihak pemerintah mengadili Siti Nirbaya
di Jakarta saja, bukan di Padang seperti permintaan Datuk Maringgih. Namun
usahanya sia-sia, pengadilan tetap akan dilaksanakan di Padang. Namun karena
tidak terbukti Siti Nurbaya bersalah akhirnya dia bebas.
Beberapa
waktu kemudian. Samsulbahri yang sudah naik pangkat menjadi letnan dikirim oleh
pemerintah ke Padang untuk membrantas para pengacau yang ada di daerah padang.
Para pengacau itu rupanya salah satunya adalah Datuk Maringgih, maka terjadilah
pertempuran sengit antara orang-orang Letnan Mas (gelar Samsulbahri) dengan
orang-orang Datuk Maringgih. Letnan Mas berduel dengan Datuk Maringgih. Datuk
Maringgih dihujani peluru oleh Lentan
Mas, namun sebelum itu datuk Maringgih telah sempat melukai lentan Mas dengan pedangnya. Datuk Maringgih meninggal ditempat itu juga, sedangkan letan mas dirawat di rumah sakit.
Mas, namun sebelum itu datuk Maringgih telah sempat melukai lentan Mas dengan pedangnya. Datuk Maringgih meninggal ditempat itu juga, sedangkan letan mas dirawat di rumah sakit.
Sewaktu
di rumah sakit, sebelum dia meninggal dunia, dia minta agar dipertemukan dengan
ayahnya untuk minta maaf atas segala kesalahannya. Ayah Samsulbahri juga sangat
menyesal telah mengata-ngatai dia tempo dulu, yaitu ketika kejadian Samsulbahri
memukul Datuk Maringgih dan mengacau keluarga orang yang sangat melanggar adat
istiadat dan memaluka itu. Setelah berhasil betemu dengan ayahnya, Samsulbahripun
meninggal dunia. Namun, sebelum meninggal dia minta kepada orangtuanya agar nanti
di kuburkan di Gunung Padang dekat kekasihnya Siti Nurbaya. Perminataan itu
dikabulkan oleh ayahnya, dia dikuburkan di Gunung Padang dekat dengan kuburan
kekasihnya Siti Nurbaya. Dan di situlah kedua kekasih ini bertemu terakhir dan
bersama untuk selama-lamanya.
IDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK:
a) Tokoh dan Karakter Tokoh
Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan watak, perwatakan,
atau karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh yang menggambarkan
kualitas pribadi seorang tokoh. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai
pembawa dan penyampai pesan, amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin
disampaikan kepada pembaca. Secara umum kita mengenal tokoh protagonis dan
antagonis.
Karakter dan sifat Tokoh-tokoh pada Novel:
Siti Nurbaya : baik, rela berkorban demi ayahnya.
Samsulbahri : baik, bijak, rela berkorban demi Siti Nurbaya.
Baginda Sulaiman : Pasrah pada nasib, kurang bijak, rela mengorbankan anaknya demi membayar hutang.
Sultan Mahmud : Kurang berpikir panjang, tidak bijak dan terlanjur terburu-buru dalam membuat keputusan.
Datuk Maringgih : culas, moralnya bobrok, serakah, jahat, biang masalah.
b) Latar
(Setting)
Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada
pengertian tempat, hubungan waktu, dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwaperistiwa yangdiceritakan. Latar
memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal inipenting untuk
memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasanatertentu yang
seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Unsur latar dapatdibedakan ke
dalam tiga unsur pokok, yaitu sebagai berikut:
- Latar Tempat
Latar tempat merujuk pada lokasi
terjadinya peristiwa. Unsur tempat yang dipergunakan
mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu. Latar tempat dalam Novel: Di
kota Padang dan di Stovia, Jakarta (tempat sekolah Samsulbahri)
- Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan “kapan”
terjadinyaperistiwaperistiwa yang diceritakan.Latar Waktu dalam Novel: padamasa
dimana Kota Padang masih terjadi banyak huru hara juga saat dimana moral
masihbobrok.
-Latar Sosial
Latar sosial merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku
kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.
Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, istiadat, tradisi, keyakinan,
pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta hal-hal lainnya. Latar
Sosial dalam Novel: Merupakan banyak mengandung unsur adat-istiadat Melayu.
c) Alur (Plot)
Alur
adalah urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi,
akan tetapi menjelaskanmengapa hal ini
terjadi. Kehadiran alur dapat membuat cerita berkesinambungan. Oleh karena itu,
alur biasa disebut juga susunan cerita atau jalan cerita. Ada dua cara yang
dapat digunakan dalam menyusun bagianbagian cerita, yakni sebagai berikut.
Pengarang menyusun peristiwa-peristiwa secara berurutan mulai dari perkenalan
sampai penyelesaian. Susunan yang demikian disebut alur maju.
Urutan peristiwa tersebut meliputi:
- mulai melukiskan keadaan
(situation): Saat ayah siti Nurbaya masih sukses. (Bukti: Ibunya meninggal saat
Siti Nurbaya masih kanak-kanak, maka bisa dikatakan itulah titik awal
penderitaan hidupnya. Sejak saat itu hingga dewasa dan mengerti cinta ia hanya
hidup bersama Baginda Sulaiman, ayah yang sangat disayanginya. Ayahnya adalah
seorang pedagang yang terkemuka di kota Padang. Sebagian modal usahanya
merupakan uang pinjaman dari seorang rentenir bernama Datuk Maringgih.)
- peristiwa-peristiwa mulai bergerak
(generating circumtanses): Datuk Maringgih mulai culas. (Bukti: Pada mulanya
usaha perdagangan Baginda Sulaiman mendapat kemajuan pesat. Hal itu tidak
dikehendaki oleh rentenir seperti Datuk Maringgih. Maka untuk melampiaskan
keserakahannya Datuk Maringgih menyuruh kaki tangannya membakar semua kios
milik Baginda Sulaiman. Dengan demikian hancurlah usaha Baginda Sulaiman. Ia
jatuh miskin dan tak sanggup membayar hutang-hutangnya pada Datuk Maringgih.
Dan inilah kesempatan yang dinanti-nantikannya. Datuk Maringgih mendesak
Baginda Sulaiman yang sudah tak berdaya agar melunasi semua hutangnya. Boleh
hutang tersebut dapat dianggap lunas, asalkan Baginda Sulaiman mau menyerahkan
Siti Nurbaya, puterinya, kepada Datuk Maringgih.)
- keadaan mulai memuncak (rising
action): Samsulbahri mengetahui nasib Siti Nurbaya. (Bukti: Siti Nurbaya
menangis menghadapi kenyataan bahwa dirinya yang cantik dan muda belia harus
menikah dengan Datuk Maringgih yang tua bangka dan berkulit kasar seprti kulit
katak. Lebih sedih lagi ketika ia teringat Samsulbahri, kekasihnya yang sedang
sekolah di stovia, Jakarta. Sungguh berat memang, namun demi keselamatan dan
kebahagiaan ayahandanya ia mau mengorbankan kehormatan dirinya. Samsulbahri
yang berada di Jakata mengetahui peristiwa yang terjadi di desanya, terlebih
karena Siti Nurbaya mengirimkan surat yang menceritakan tentang nasib yang
dialami keluarganya.)
- mencapai titik puncak (klimaks):
Samsulbahri dan Datuk Maringgih saling bunuh. (Bukti:Sepuluh tahun kemudian,
dikisahkan dikota Padang sering terjadi huru-hara dan tindak kejahatan akibat
ulah Datuk Maringgih dan orang-orangnya. Samsulbahri yang telah berpangkat Letnan
dikirim untuk melakukan pengamanan. Samsulbahri yang mengubah namanya menjadi
Letnan Mas segera menyerbu kota Padang. Ketika bertemu dengan Datuk Maringgih
dalam suatu keributan tanpa berpikir panjang lagi Samsulbahri menembaknya.
Datuk Maringgih jatuh tersungkur, namun sebelum tewas ia sempat membacok kepala
Samsulbahri dengan parangnya.)
- pemecahan masalah/ penyelesaian
(denouement): setelah membunuh Datuk Maringgih, Samsulbahri pun akhirnya tewas
tanpa mendapatkan gadis pujaannya Siti Nurbaya. (Bukti:Samsulbahri alias Letnan
Mas segera dilarikan ke rumah sakit. Pada saat-saat terakhir menjelang ajalnya,
ia meminta dipertemukan dengan ayahandanya. Tetapi ajal lebih dulu merenggut
sebelum Samsulbahri sempat bertemu dengan orangtuanya dan Siti Nurbaya yang
telah mendahuluinya.)
d) Sudut
Pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam cerita. Untuk
mengetahui sudut pandang, kitadapat mengajukan pertanyaan siapakah yang
menceritakan kisah tersebut? Ada beberapa macam sudut pandang, di antaranya sudut
pandang orang pertama (gayabercerita dengan sudut pandang “aku”), sudut pandang
peninjau (orang ketiga), dan sudut pandang campuran. Sudut Pandang dalam Novel
: sudut pandang orang ke-3.
e) Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas penyusunan
dan penyampaian dalam bentuk tulisan dan
lisan. Ruang lingkup dalam tulisan meliputi penggunaan kalimat,pemilihan diksi,
penggunaan majas,dan penghematan kata. Jadi, gayamerupakan seni pengungkapan
seorang pengarang terhadap karyanya.Gaya Bahasa Novel: Gaya Bahasa novel ini
adalah Melayu.
f) Tema
Tema adalah persoalan pokok sebuah cerita. Tema disebut juga ide cerita.
Tema dapat berwujud pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa dalamkehidupan
ini. Kita dapat memahami tema sebuah cerita jika sudah membacacerita tersebut
secara keseluruhan.Tema Novel: Tema Novelnya adalah kisah cinta yang tak
kunjung padam dari sepasang anak manusia yaitu Siti Nurbayadan Samsulbahri.
g) Amanat
Melalui amanat, pengarang dapat menyampaikan sesuatu, baik hal yang
bersifat positif maupun negatif. Dengan
kata lain, amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang berupa
pemecahan atau jalan keluar terhadap persoalan yang ada dalam cerita.
Amanat yang terkandung dalam Novel:
ß Demi orang-orang yang dicintainya seorang wanita bersedia mengorbankan apa saja meskipun ia tahu pengorbanannya dapat merugikan dirinya sendiri. Lebih-lebih pengorbanan tersebut demi orang tuanya.
ß Bila asmara melanda jiwa seseorang maka luasnya samudra tak akan mampu menghalangi jalannya cinta. Demikianlah cinta yang murni tak akan padam sampai mati.
ß Bagaimanapun juga praktek lintah darat merupakan sumber malapetaka bagi kehidupan keluarga.
ß Menjadi orang tua hendaknya lebih bijaksana, tidak memutuskan suatu persoalan hanya untuk menutupi perasaan malu belaka sehingga mungkin berakibat penyesalan yang tak terhingga.
ß Dan kebenaran sesungguhnya di atas segala-galanya.
ß Akhir dari segala kehidupan adalah mati, tetapi mati jangan dijadikan akhir dari persoalan hidup.
o IDENTIFIKASI UNSUR EKSTRINSIK:
Adapun unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangun cerita sebuah karya. Yang termasuk unsur ekstrinsik karya sastra antara lain sebagai berikut.
1. Keadaan subjektivitas pengarang
yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup.
Keadaan Subjektivitas: pengarang berusaha melakukan inovasi baru, dengan menggebrak Sastra Indonesia Modern dengan melncurkan novel ini dengan gaya bahasa sendiri. Pandangan hidup penulis adalah pandangan hidup ke depan dan penuh inovasi baru. Dan juga tak terpaut juga terkekang dengan adat istiadat lama.
Keadaan Subjektivitas: pengarang berusaha melakukan inovasi baru, dengan menggebrak Sastra Indonesia Modern dengan melncurkan novel ini dengan gaya bahasa sendiri. Pandangan hidup penulis adalah pandangan hidup ke depan dan penuh inovasi baru. Dan juga tak terpaut juga terkekang dengan adat istiadat lama.
2. Psikologi pengarang (yang
mencakup proses kreatifnya.
Psikologi pengarang: merasa terkekang dengan adat istiadat lama, dan melakukan terobosan dengan mengarang buku novel, “Siti Nurbaya”.
3. Keadaan di lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial.
Keadaan yang terjadi: masih terkekang dalam kehidupan adat istiadat yang masih kuno, baik dari segi ekonomi, politik dan sosialnya. Lalu pengarang berusaha membuat terobosan baru dengan karyanya.
4. Pandangan hidup suatu bangsa dan berbagai karya seni yang lainnya.
Pandangan yang terjadi: pada saat itu pandangan karya seni cenderung monoton, dan gaya bahsanya hanya itu saja, jadi Marah Rusli membuat gebrakan dengan memunculkan gaya bahasa Melayu.
Psikologi pengarang: merasa terkekang dengan adat istiadat lama, dan melakukan terobosan dengan mengarang buku novel, “Siti Nurbaya”.
3. Keadaan di lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial.
Keadaan yang terjadi: masih terkekang dalam kehidupan adat istiadat yang masih kuno, baik dari segi ekonomi, politik dan sosialnya. Lalu pengarang berusaha membuat terobosan baru dengan karyanya.
4. Pandangan hidup suatu bangsa dan berbagai karya seni yang lainnya.
Pandangan yang terjadi: pada saat itu pandangan karya seni cenderung monoton, dan gaya bahsanya hanya itu saja, jadi Marah Rusli membuat gebrakan dengan memunculkan gaya bahasa Melayu.
makasih. sangat membantu:)
BalasHapusmksh... tp ini krg memuaskan
BalasHapusMakasih kak
BalasHapusInformasi nya
Sangat membantu
Waaah, tugas resensi selesai ni wkwkw
BalasHapusterima kasih sangat membantu
BalasHapusallhamdulillah..
BalasHapus